DOWNLOAD MATERI : DOWNLOAD
NONTON MATERI : NONTON
1. Query dalam Basisdata
Salah satu proses yg dilakukan dlm sebuah sistem basisdata adalah query, yi: suatu proses utk meminta (menanya) informasi dari basisdata dlm bentuk yg diinginkan oleh pemakai dgn cara yg diinginkannya.
Proses query melibatkan 3 (tiga) unsur utama data yg ada di dlm basisdata itu, yi: entitas, atribut, dan value (besaran atau nilai) dari atribut itu.
Ketiga hal tsb dinyatakan dgn simbol2 sbb:
E = entitas (entiti)
A = atribut
V = value (nilai atau harga) dari atribut.
Dgn simbol2 tsb, proses query dpt dirumuskan dgn cara:
1.A(E) = ?, Artinya, berapa nilai atribut A dari entitas E, atau apa isi atribut A dari entitas E.
Mis: berapa IP mahasiswa dgn NIM
12345012 ?
2.A(?) = V, Artinya, entitas mana yg memp nilai V dari atribut A-nya? Atau, entitas mana yg atribut A-nya memp nilai V.
Mis:
a.Tampilkan daftar mahasiswa dgn IP >
3.5
b.Tampilkan daftar mahasiswa dgn IP >
3.0 dan berasal dari angkatan tahun 2015.
3.A(?) = ?, Artinya, tampilkan nilai atribut A dari semua entitas.
Misalnya, tampilkan IP semua mahasiswa.
4.?(E) = ?, Artinya, tampilkan semua informasi ttg sebuah entitas tertentu.
Mis: tampilkan semua record entitas E.
2. Matematika Relasional dalam Basisdata
Pengolahan data dlm basisdata sllu menggunakan matematika relasional. Mis: query agar membuat sebuah set bernama Q yg berisi atribut
NAMADOSEN dan GAJI dari file
DOSEN utk semua dosen jurusan TI yg memp. gaji lebih besar dari 500.000.
Rumus permintaan ini dlm bentuk matematika relasional sbb:
Q(DOSEN.NAMADOSEN.GAJI):JURUSAN=TINFORMATIKA∩GAJI
> 500.000
Matematika relasional juga dpt digunakan utk membantu kita merancang proses query pd basisdata.
Bbrp operasi matematika relasional yg selalu digunakan pd query basisdata adalah sbb.
2.1 Operasi Proyeksi
Simbol Operasi Proyeksi F π (baca. theta).
Digunakan utk memilih atribut2 yg diinginkan dan menentukan susunannya utk ditampilkan sbg output (ke sebuah file output).
Contoh: kita memp sebuah file bernama DOSEN (tabel 1) yg berisi NIP, NAMA, MATA_KULIAH, UMUR, dan JURUSAN.
Bila kita ingin membuat sebuah file yang benama DOSENMUDA yg berisi NAMA, UMUR, dan JURUSAN dari file tsb, maka rumusnya sbb:
DOSENMUDA = π DOSEN(NAMA,UMUR<=35,JURUSAN)
•Shg akan diperoleh sebuah file baru seperti ditunjukkan pd tabel 2.
2.2 Operasi Join (Penggabungan)
Simbol operasi
join F *
(asterisk)
Berfungsi utk mengambil dua file lalu menggabungkannya berdasarkan sebuah atribut bersama.
Mis: pada tabel 3 ditunjukkan dua buah file, yaitu DOSEN dan KAMPUS.
File DOSEN berisi nama2 dosen dan jurusan tempat ia bertugas dan file KAMPUS menunjukkan lokasi kampus fakultas yg bersangkutan (mis: Perguruan Tinggi tsb memp dua lokasi yg berbeda).
Dari tabel itu, bila kita ingin membuat file
LOKASITUGAS yg berisi data ttg DOSEN dan LOKASI
KAMPUS tempat ia bertugas (tabel 3), maka dibuatlah rumusan baru sbb:
LOKASI_TUGAS=DOSEN*KAMPUS(NAMA,LOKASI)
Shg kita akan memperoleh file baru spt yg ditunjukkan pd tabel 4.
2.3 Operasi Devision (Pembagian)
Simbol Operasi Division (pembagian) F / (baca: slash), adalah operasi utk menggabung dua file dan menampilan data yg memenuhi sebuah persyaratan tertentu.
Mis: kita mempunyai file spt diperlihatkan pd tabel 5, 6 dan 7 yg masing2 berisi data
KULIAH data DOSEN dan data
MAHASISWA.
Kemudian, misalkan kita berhasil membuat output seperti ditunjukkan pada tabel 8.
Shg bila kita ingin mendapatkan tabel yg berisi semua dosen yg mengajar mhs yg NIM-nya adalah NIM2, pertama sekali kita proyeksikan tabel KULIAH utk mendapatkan sebuah tabel yg hanya berisi NIP
DOSEN dan NIM
MAHASISWA dgn rumus:
X4 = π
KULIAH(NIP_DOSEN, NIM_MAHASISWA)
Dari rumusan ini diperolehlah hasil spt ditunjukkan pd tabel 9.
Kemudian
kita lakukan proses devision (pembagian) dengan
rumus:
Q1 = X4/X1
Sehingga
diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada tabel 10 berikut ini
Tabel 10.
Hasil Devision X4/X1
3.BASISDATA
MULTI-PEMAKAI (MULTI-USER) JARINGAN PC
Perkembangan teknologi komputer telah mengakibatkan berkembang luasnya pemakaian sistem jaringan komputer, mis: sistem jaringan peer-to-peer, sistem jaringan LAN (local area network), sistem WAN (wide area network), maupun sistem jaringan client-server.
Dengan berkembangnya sistem ini, maka kebutuhan akan paket2 DBMS yg dpt beroperasi dgn baik di sebuah sistem jaringan pun juga meningkat.
Banyak paket2 DBMS yg telah dikeluarkan dan mampu melayani sistem jaringan komputer.
Bahkan paket2 yg semula hanya bekerja utk sistem stand a-lone, kini juga telah diperbaiki shg dpt melayani sistem jaringan komputer.
4. Abstraksi Data (data abstraction)
Kegunaan utama sistim basisdata adalah agar
user mampu menyusun suatu pandangan abstraksi dari data.
Bayangan mengenai data tdk lagi memperhatikan kondisi sesungguhnya bagaimana suatu data masuk ke dlm basisdata, disimpan dlm disk, di sektor mana, dsb.
Tetapi, menyngkut secara menyeluruh bgaimn data tsb dpt di-gambarkan menyerupai kondisi yg dihadapi oleh user
se-hari2.
Sistem yg sesungguhnya secara teknis bgaimn data disimpan dan dipelihara se-akan2 disembunyikan kerumitannya dan kemudian diungkapkan dlm bahasa dan gambar yg mudah dimengerti oleh awam.
Pemakai (user) dpt dikelompokkan menjadi tiga tingkatan abstraksi saat memandang suatu basisdata, yaitu: Level Phisik, Level Konseptual, dan Level Pandangan Pemakai.
4.1
Level Phisik
Level Phisik F adalah level abstraksi paling rendah yg menggambarkan bagaimana (how) data disimpan dlm kondisi sebenarnya.
Level ini merupakan level yg paling kompleks.
Struktur data
level terendah digambarkan pada level ini.
4.2.
Level Konseptual
Level Konseptual F
level abstraksi yg lebih tinggi dari level phisik yg menggambarkan apa (what) yg disimpan dlm basisdata, dan hubungan relasi yg terjadi antara data.
Level ini menggambarkan keseluruhan basisdata.
Pemakai tdk memperdulikan kerumitan dlm struktur level phisik lagi, penggambaran cukup dgn memakai kotak, garis dan keterangan secukupnya.
Level ini digunakan oleh database administrator (DA) yang memutuskan informasi apa yang akan dipelihara dalam suatu basisdata.
4.3.
Level Pandangan Pemakai (View Level)
Level Pandangan Pemakai F adalah level abstraksi tertinggi yg menggambarkan hanya satu bagian dari keseluruhan basisdata.
Bila pd level
konseptual data merupakan suatu kumpulan besar dan komplex, maka pada level ini hanya sebagian saja yg dilihat dan dipakai.
Hal ini disebabkan bbrp user basisdata tdk membutuhkan semua isi basisdata.
Level ini sangat dekat dgn user.
Setiap user butuh sebagian dari basisdata.
Ada bbrp kelompok user dgn pandangan berbeda butuh data dlm basisdata. Mis: bagian Personalia hanya memakai data
file Karyawan dan Gaji, tdk memerlukan data
file Gudang, Transaksi Barang Masuk, dsb.
Demi kemudahan interaksi antara user dgn sistem, maka view level ini perlu didefinisikan.
Shg, ada bbrp pandangan disusun utk mengakses satu sistem basisdata yg sama.
Hubungan antara level tsb dpt digambarkan sbb:
Peranan seorang, Database Administrator (DA) dan apa saja yg diurus oleh DBMS secara Global dipandang dari bbg segi pandangan (view).
Konsep dari level ini akan menambah pengertian mengenai kebebasan data (data independence).
Data independence dapat dibagi menjadi dua bagian, yi:
1.Phisical Data Independence
Izin utk mengubah pola phisik basisdata tanpa mengakibat-kan suatu aplikasi program ditulis kembali. Modifikasi pd level
phisik biasanya pd saat meningkatkan daya guna.
2.Logical Data Independence
Izin utk mengubah pola konseptual tanpa mengakibatkan suatu aplikasi proggram ditulis kembali.
Modifikasi pd level
konseptual, khususnya saat struktur logika basisdata diubah, ditambah atau dikurangi.
5. PAKET
BAHASA
5.1.
Data Definition Language (DDL)
Paket bahasa dlm DBMS dibagi menjadi bbrp definisi.
Pola basisdata diekspresikan dgn satu bahasa Data Definition Language (DDL).
Hasil kompilasi dari perintah DDL F satu set dari tabel yg disimpan dlm file khusus yg disbt Data Dictionary/Directory (DD).
Satu Data Directory F satu file yg berisi metadata (data mengenai data).
File ini dikonsultasikan sebelum data sebenarnya dibaca atau dimodifikasikan dlm satu sistem basisdata.
Struktur penyimpanan & metode akses yg digunakan sistem basisdata dispesifikasikan dgan satu set definisi dlm satu tipe DDL yg dsb sbg Data Storage dan Definition Language.
Hasil kompilasi dr definisi itu F satu set perintah yg menspesifikasikan suatu terapan yg rinci dr pola basisdata yg biasanya tersembunyi dr user.
Mis: perintah CREATE,
MODIFY, REPROT, MODIFY STRUCTURE, dsb
5.2.
Data Manipulation Language (DML)
Data Manipulation Language (DML) F bhs yg mengizinkan user utk mengakses data memanipulasi data sbg yg telah diorganisasikan sebelumnya dlm model
data yg tepat.
Dgn DML berarti akan:
1.mengambil mformasi yg tersimpan di basisdata
2.menyisipkan informasi baru ke basisdata
3.menghapus informasi dan basisdata.
Pada dasarnya ada dua tipe DML, yaitu:
1.Procedural
Yg memerlukan user utk menspesifikasikan data apa yg diperlukan dan bagaimana utk memperolehnya. Paket bahasa Procedural, mis: dBASE,
FoxBASE, dsb.
2.Non Procedural
Yg memerlukan user utk menspesifikasikan data apa yg diperlukan tanpa menspesifikasikan bagaimana utk memperolehnya. Paket bahasa Non-Procedural, mis: QBE (query by example).
5.3.
Query Language
Query F pertanyaan yg diajukan utk mengambil informasi.
Bhs ini bag DML utk pengambilan informasi, disbt Query Language.
Kebutuhan akan sebuah standard yg dpt diberlakukan bagi penulisan program2 DBMS terasa sangat mendesak.
Usaha ke arah standard
itu telah dilakukan, dan salah satu yg diusulkan F bhs yg disbt Structured Query Language (SQL).
SQL F bhs ttg definisi dan manipulasi data yg tdpt di dlm lingkungan sistem basisdata relasional
Pd sistem non-relasional, bhs utk definisi dan mampulasi ini bersifat terpisah.
SQL merupakan standard
internasional & tersedia pd paket DBMS.
Thn 1986,
SQL telah dipilih oleh ANSI (American National Standard Institute), sbg bhs standard
utk query bagi sistem basisdata relasional.
6. PENGGUNA BASISDATA
6.1.
Database Manager
Satu database manager F satu modul program yg menyediakan interface penyimpanan data low-level dlm basisdata dgn satu aplikasi program dan query yg diajukan ke sistem.
Tugas & tanggungjawab database manager adalah:
1.Interaksi dgn maneger file
2.Integrity
Enforcement
3.Security
Enforcement
4.Backup
and Recovery
5.Concurency Control
6.2.
Database Administrator (DBA)
Database administrator (DBA) Forang yg.berkuasa mengakses data sbg pusat pengontrol trhdp seluruh sistem, baik data maupun program.
Fungsi database administrator (DBA) adalah:
1.Mendefinisi pola struktur basisdata
2.Mendefinisikan struktur penyimpanan dan metode akses
3.Mampu memodifikasi pola dan organisasi phisik
4.Memberikan kekuasaan pada user untuk mengakses data
5.Menspesifikasikan keharusan/paksaan integritas data
6.2.
Database User
Tujuan utama sistem basisdata F menciptakan kondisi agar informasi dapat dibaca dan data baru disimpan dlm basisdata oleh user.
Ada 4 macam user
database yg berbeda keperluan dan cara aksesnya, yi:
1.Programmer
Aplikasi
2.Casual
User
3.Native
User
4.Specialized
User
1.Programmer
Aplikasi
F profesional komputer yg berinteraksi dgn sistem lewat DML yg dibuat dgn bhs C,
Cobol, dsb. Program2 yg dibuat disbt sbg program aplikasi, mis: utk perbankan, administrasi, akuntansi dll. Syntax DML berbeda dgn syntax bhs komputer pd umumnya.
2.Casual
User
User yg telah berpengalaman, berinteraksi dgn sistem tanpa menulis program,
ttpi memakai bahasa query. Setiap query akan mengajukan ke query processor yg mengambil dari perintah DML.
3.Native
User
User yg tdk berpengalaman, berinteraksi dgn sistem tanpa menulis program,
tinggal menjalankan satu menu dan memilih proses yg telah ada atau telah dibuat sebelumnya oleh
programmer.
4.Specialized
User
User khusus yg menuliskan aplikasi basisdata tidak dlm kerangka data processing yg tradisional.
Aplikasi tsb diantaranya adalah Computer Aided Design System (CAD-System),
Knowledge Base, Expert System.
Sistem menyimpan data dlm bentuk data kompleks, mis: data graft, data audio-video, dsb.
Komentar
Posting Komentar